5 Detik yang Mematikan
Seorang temanku yang mantan pengguna 'drugs' pernah bilang kalau waktu paling menentukan buat seseorang terjerat atau bebas dari narkoba adalah pada 5 detik pertama sejak berkenalan dengan 'si penjual' . 5 detik itu paling berharga ; akankah seseorang menolak atau menerima tawaran untuk mencoba si benda laknat.
Kalau 'drugs' berujung pada kematian, maka bentuk-bentuk 'kejahatan terselubung di masyarakat' juga kurang lebih sama.
Ada yang pernah tertipu dengan selang gas yang dipasarkan ke rumah-rumah?
Atau tertipu karena membeli batik 'asli' Bali yang tahan api dan tidak bisa robek?
Dua hal itu penipuan skala kecil, yang mungkin jumlahnya nggak seberapa kalau dibandingkan 'gondok' nya.
Lalu skala besarnya?
Pernah mengalami seorang teman mengajak kerjasama bisnis tapi berujung dengan permusuhan tanpa modal kembali? Alasannya sih bisa macam-macam. Tapi yang paling pasti, si teman akan menyalahkan kita atas kelalaian yang mungkin saja tidak kita lakukan. Atau yang kita lakukan, atas kebodohan kita tidak menyadari '5 Detik yang Mematikan' tiap kali mau ambil keputusan penting.
Atau pernah nggak mengalami tertipu oleh perusahaan multilevel? Atau juga perusahaan travel yang menawarkan keanggotaan klub berlibur? '5 Detik yang Mematikan' kita abaikan, terpesona oleh bujuk rayu si marketing, dan langsung tanda tangan kontrak tanpa paham sepenuhnya bahwa kewajiban kita lebih besar daripada benefit yang terasa.
'5 Detik yang Mematikan' juga ada pada seminar-seminar 'bodong' , yang menawarkan harapan palsu kesuksesan bisnis dengan mengajak kita membayar sejumlah uang untuk mengikuti workshop. Atau pelatihan bisnis. Pelatihannya bisa saja memang ada. Pendampingannya bisa saja memang dilakukan tapi materinya tidak berguna. Uang jutaan hingga puluhan juta raib begitu saja tanpa bisa kita tuntut balik.
Oke...
Anggap saja semua itu kita lakukan buat 'buang sial'
Tapi Anda bisa bayangkan bahwa dunia sekejam ini yang akan menjadi tempat tinggal anak-anak kita?
Ingat pembunuhan yang terjadi baru-baru ini?
'5 Detik yang Mematikan' berujung pada pembunuhan tragis. Padahal salah seorang korban masih bisa melakukan hubungan telepon.
Anak-anak kita berperang di medan pertempuran yang makin tak kasat mata. Semua bisa dengan mudah dibalut kemewahan, yang notabene memang menjadi konsumsinya anak-anak sekarang.
Dan apa yang sudah kita lakukan untuk mempersenjatai mereka?
Bagaimana jika kita mengajarkan mereka untuk waspada?
Bagaimana jika kita mengajarkan mereka untuk membaca situasi mencurigakan dan mencari jalan keluar sesegera mungkin?
Bagaimana jika kita mengajarkan mereka cara menilai karakter seseorang?
Bagaimana jika kita mengajarkan mereka untuk kritis menilai, melakukan analisis informasi, sebelum akhirnya mengambil keputusan?
Bagaimana jika kita mengajarkan mereka untuk bilang 'tidak' degan cara lihai dan segera pergi saat masih sempat?
Bagaimana jika kita mengajarkan logika dan algoritma sebagai modal pemecahan masalahnya?
5 Detik yang Mematikan!
"Hanya itu waktu yang dibutuhkan seorang pecandu untuk kembali mencandu dan akhirnya tewas."
-Bro Sius-
Penulis adalah Laurentia Mira, seorang novelis hukum juga penggiat dunia anak-anak.